Sabtu, 19 Maret 2011

Prinsip Pemberantasan Penyakit Menular

                                                      PENYAKIT MENULAR

Penyakit Menular yakni penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau melalui lingkungan.
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan sebuah penyakit oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bacteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara (TBC, Influenza dll), tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Types dll), jarum sunruk dan transfuse darah (HIV AIDS, Hepatitis dll).
Penularan Penyakit Infeksi – Mekanisme dimana penyakit infeksi ditularkan dari suatu sumber atau reservoir kepada seseorang. Mekanisme tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penularan Langsung; mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang atau binatang lain melalui “Port d’entre”. Hal ini bisa melalui kontak langsung seperti melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter)
2. Penularan Tidak Langsung
a. Penularan Melalui Alat – Alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah, air, makanan, susu, produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui “Port d’entre” yang sesuai. Bibit penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada alat tersebut sebelum ditularkan kepada orang/binatang yang rentan. Ini lebih dikenal dengan food and water borne disease.
b. Penularan Melalui Vektor – (i) Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran pencernaan serangga. Bibit penyakit tidak mengalami perkembangbiakan. (ii) Biologis : cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi/multiplikasi), maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi kedua-duanya. (“cyclopropagative”) sebelum bibit penyakit ditularkan oleh serangga kepada orang/binatang lain. Masa inkubsi ekstrinsik diperlukansebelum serangga menjadi infektif. Bibit penyakit bisa ditularkan secara vertical dari induk serangga kepada anaknya melalui telur (“transovarium transmission”); atau melalui transmis transtadial yaitu Pasasi dari satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup parasit didalam tubuh serangga dari bentuk nimfe ke serangga dewasa. Penularan dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air liurnya waktu menggigit atau dengan cara regurgitasi atau dengan cara deposisi kotoran serangga pada kulit sehingga bibit penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka gigitan serangga, luka garukan. Cara penularan seperti ini bukanlah cara penularan mekanis yang sederhana sehingga serangga yang menularkan penyakit dengan cara ini masih bisa disebut sebagai vektor penyakit.
3. Penularan Melalui Udara – Penyebaran bibit penyakit melalui “Port d’entre” yang sesuai, biasanya saluran pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap melayang-layang diudara dalam waktu yang lama sebagian tetap infektif dan sebagian lagi ada yang kehilangan virulensinya. Partikel yang berukuran 1 – 5 micron dengan mudah masuk kedalam alveoli dan tertahan disana. Percikan (droplet) dan partikel besar lainnya tidak dianggap sebagai penularan melalu udara (airborne); (lihat Penularan Langsung)
a. “Droplet Nuclei” – Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan dari cairan percikan yang dikeluarkan oleh inang yang terinfeksi. “Droplet Nuclei” ini bisa secara sengaja dibuat dengan semacam alat, atau secara tidak sengaja terjadi di labortorium mikrobiologi dan tempat pemotongan hewan, di tempat perawatan tanaman atau di kamr otopsi. Biasanya “Droplet Nuclei” ini bertahan cukup lama di udara.
b. Debu – Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah (misalnya spora jamur yang dipisahkan dari tanah oleh udara atau secara mekanisme), dari pakaian, dari tempat tidur atau kutu yang tercemar.
Penyakit yang penularannya melalui udara lebih dikenal dengan air borne disease.

Pengendalian dan penanggulang penyakit menular :
1. Upaya pencegahan terhadap individu ataupun kelompok
2. Perawatan penderita, kontak dan lingkungan sekitar
- Isolasi
- Pengobatan
3. Penaggulangan KLB dengan menguraikan prosedur yang bersifat kegawat daruratan yang perlu dilkukan umtuk mencegah penjalaran KLB yang menimpa sekelompok orang.
4. Implikasi Bencana
5. Pelaporan kasus dan KLB

Contoh jenis-jenis penyakit menular:
1. Penularan Langsung
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rectum, anal maupun oral. Sifilis tidak menular mealului peralatan makan, tempat, dudukan toilet, knop pintu, kolan renang dan tukar-menukar pakaian.
Penyebab penyakit : Treponema pallidum
Reservoi : Manusia
Cara Penularan: dengan cara kontak langsung yaitu kontak dengan eksudak infeksius dari lesi awal kulit atau selaput lender pada saat melakukan hubungan seksual dengan penderita sifilis.
Cara-cara Pemberantasan:
a. Upaya pencengahan :
- Mendidik masyarakt tentang cara-cara umum menjaga kesehatan dan berikan petunjuk tentang kesehatan dan hubungan seks yang sehat.
- Lindungi masyarakat dari infeksi sifilis dengan cara mencegah dan mengendalikan PMS pada para pekerja seks komersil dan pelanggan mereka melalui hubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal. Dan berikan informasi tentang penggunaan kondom yang tepat.
- Sediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk diagnose dini dan pengobatan dini PMS.
Penderita
- Laporkan segera ke instansi kesehatan setempat jika ditemukan kasus sifilis infeksius dini
- Isolasi penderita
- Disinfeksi serentak : hindari kontan dengan discharge yang keluar dari lesi terbuka dan dengan benda-benda yang terkontaminasi
- Menginvestigasi kontak dan sumber infeksi
- Pengobatan spesifik
- Edukasi dengan tidak melakukan hubungan seksual dulu sampai pengobatan lengkap dan semua lesi menghilang
Contact Person
- Dengan tidak berhubungan seks bebas
- Peningkatan imunitas diri.
- Edukasi dengan penggunaan kondom yang benar, berhubungan seks yang sehat.
Sumber Penularan
- Hindari hubungan seks dengan orang yang tidak dikenal.
- Dengan tidal berhubungan seks lebih dari satu orang

2. Penularan Tidak Langsung
a. Hepatitis A (food and water borne disease) merupakan infeksi virus pada hati. Virus ini ditularkan melalui rute fekal-oral termasuk makanan atau air tercemar, atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. ‘Hepatitis’ berarti radang atau bengkak hati, dan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau obat, atau berbagai jenis infeksi virus. Salah satu penyebab umum hepatitis berjangkit adalah virus hepatitis A. Infeksi dengan satu jenis virus hepatitis TIDAK memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan virus hepatitis lain.
Identifikasi : Gejala-gejala termasuk terasa kurang sehat, rasa sakit, demam, mual, kurang nafsu makan, perut terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat dan penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning). Penyakit biasanya berlanjut selama satu sampai tiga minggu (walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama) dan hampir selalu diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil yang terinfeksi biasanya tidak menderita gejala. Hepatitis A TIDAK mengakibatkan penyakit hati jangka panjang dan kematian akibat hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu.
Penyebab Penyakit : Penyebab penyakit adalah virus hepatitis A HAV), picornavirus berukuran 27-nm (yaitu virus dengan positive strain RNA). Virus tersebut dikelompokan kedalam Hepatovirus, anggota famili Picornaviridae
Reservoir : Manusia berperan sebagai reservoir, jarang terjadi pada simpanse dan primata bukan manusia yang lain.
Cara penularan : Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan). Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja (tahi) orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Virus ini dapat hidup di lingkungan selama beberapa minggu dengan keadaan yang benar (misalnya, dalam saliran). Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh orang lain melalui:
- makan makanan tercemar
- minum air tercemar
- menyentuh lampin, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari orang yang dapat menularkan penyakit
- hubungan langsung (termasuk seksual) dengan orang yang terinfeksi.
Cara-cara Pemberantasan :
Cara-cara Pencegahan
1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi yang baik dan hygiene perorangan dengan penekanan khusus tentang pentingnya mencuci tangan secara benar.
2. Sediakan fasilitas pengolahan air bersih, sistem distribusi air yang baik dan sistem pembuangan limbah yang benar.
3. Tiram, kerang-kerangan yang berasal dari daerah tercemar harus dipanaskan pada suhu 85°- 90°C (185°-194°F) terlebih dahulu selama 4 menit atau diuapkan selama 90 detik sebelum dimakan.
4. Dicuci dan dimasak terlebih dahulu makanan atau buah-buahan dan sayuran.
Penderita
- Laporkan segera kepada instansi kesehatan setempat.
- Pengobatan pada penderita.
- Isolasi : Jika terbukti positif hepatitis A
- Disinfeksi dengan pembuangan tinja, urin dan darah dilakukan dengan cara yang saniter.
- Edukasi : mencegah penularan dengan pemberian vaksin IG pada orang terdekat yang terinfeksi hepatitis A.
Contact Person
- Pemberian vaksin IG pada kontak personal
- Personal hygiene dengan mencuci tangan yang benar
- Menigkatkan imunitas
- Edukasi dengan tidak berprilaku kebiasaan makanan yang tidak dimasak atau dicuci terlebih dahulu.
Lingkungan : Adanya tempat pembuangan tinja yang saniter
b. Malaria
Ada empat jenis parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia. Untuk membedakan keempat jenis parasit malaria tersebut diperlukan pemeriksaan laboratorium, oleh karena gejala klinis yang ditimbulkan oleh keempat jenis parasit malaria tersebut sama. Apalagi pola demam pada awal infeksi menyerupai pola demam penyakit yang disebabkan organisme lain (bakteri, virus, parasit lain). Bagi penderita yang tinggal di daerah endemis malaria, walaupun di dalam darahnya ditemukan parasit malaria, tidak berarti orang tersebut hanya menderita malaria. Dapat juga pada waktu yang bersamaan orang tresebut menderita penyakit lain (seperti demam kuning fase awal, demam Lassa, demam tifoid). Infeksi oleh plasmodium malaria yang paling serius adalah malaria falciparum (disebut juga tertiana maligna ICD-9 084.0; ICD-10 B50).
Penyabab Infeksi : Parasit Plasmodium vivax, P. malariae, P. falciparum dan P. ovale; parasit golongan sporozoa. Infeksi campuran jarang terjadi di daerah endemis.
Reservoir : Hanya manusia menjadi reservoir terpenting untuk malaria. Primata secara alamiah terinfeksi berbagai jenis malaria termasuk P. knowlesi, P. brazilianum, P. inui, P. schwetzi dan P. simium yang dapat menginfeksi manusia di laboratorium percobaan, akan tetapi jarang terjadi penularan/transmisi secara alamiah.
Cara Penularan : Melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Sebagian besar spesies menggigit pada senja hari dan menjelang malam. Beberapa vektor utama mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang fajar. Setelah nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang kemudian menembus dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar dimana ribuan sporosoit dibentuk. Ini membutuhkan waktu 8-35 hari tergantung pada jenis parasit dan suhu lingkungan tempat dimana vektor berada. Sporosoit-sporosoit tersebut berpindah ke seluruh organ tubuh nyamuk yang terinfeksi dan beberapa mencapai kelenjar ludah nyamuk dan disana menjadi matang dan apabila nyamuk menggigit orang maka sporosoit siap ditularkan. Didalam tubuh orang yang terkena infeksi, sporosoit memasuki sel-sel hati dan membentuk stadium yang disebut skison eksoeritrositer. Sel-sel hati tersebut pecah dan parasit aseksual (merosoit jaringan) memasuki aliran darah, berkembang (membentuk siklus eritrositer). Umumnya perubahan dari troposoit menjadi skison yang matang dalam darah memerlukan waktu 48-72 jam, sebelum melepaskan 8-30 merosoit eritrositik (tergantung spesies) untuk menyerang eritrosit-eritrosit lain. Gejala klinis terjadi pada tiap siklus karena pecahnya sebagian besar skison-skison eritrositik. Didalam eritrosit-eritrosit yang terinfeksi, beberapa merosoit berkembang menjadi bentuk seksual yaitu gamet jantan (mikrogamet) dan gamet betina (makrogamet). Periode antara gigitan nyamuk yang terinfeksi dengan ditemukannya parasit dalam sediaan darah tebal disebut “periode prepaten” yang biasanya berlangsung antara 6-12 hari pada P. falciparum, 8-12 hari pada P. vivax dan P. ovale, 12-16 hari pada P. malariae (mungkin lebih singkat atau lebih lama). Penundaan serangan pertama pada beberapa strain P. vivax berlangsung 6-12 bulan setelah gigitan nyamuk.
Gametosit biasanya muncul dalam aliran darah dalam waktu 3 hari setelah parasitemia pada P. vivax dan P. ovale, dan setelah 10-14 hari pada P. falciparum. Beberapa bentuk eksoeritrositik pada P. vivax dan P. ovale mengalami bentuk tidak aktif (hipnosoit) yang tinggal dalam sel-sel hati dan menjadi matang dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun yang menimbulkan relaps. Fenomena ini tidak terjadi pada malaria falciparum dan malaria malariae, dan gejala-gejala penyakit ini dapat muncul kembali sebagai akibat dari pengobatan yang tidak adekuat atau adanya infeksi dari strain yang resisten. Pada P. malariae sebagian kecil parasit eritrositik dapat menetap bertahan selama beberapa tahun untuk kemudian berkembang biak kembali sampai ke tingkat yang dapat menimbulkan gejala klinis. Malaria juga dapat ditularkan melalui injeksi atau transfusi darah dari orang-orang yang terinfeksi atau bila menggunakan jarum suntik yang terkontaminasi seperti pada pengguna narkoba. Penularan kongenital jarang sekali terjadi tetapi bayi lahir mati dari ibu-ibu yang terinfeksi seringkali terjadi.
Cara-cara Pemberantasan :
Penderita :
- Laporan kepada institusi kesehatan
- Pengobatan dini pada penderita
- Isolasi untuk pasien yang baru saja sembuh, lakukan keaspadaan terhadap darah pasien tersebut.
- Edukasi dengan menginvestigasi kontak dan sumber infeksi
Contact Person :
- Mencegah atau terhindar dari gigitan nyamuk
- Menjaga lingkungan tetap bersih
- Peningkatan imunitas
Lingkungan : menjaga agar lingkungan bersih agar terhindar dari perkembangbiakan nyamuk di sekitar, hindari adanya genangan air di sekitar rumah.
Vektor : menurunkan populasi vector dengan control vector, memutuskan rantai kehidupan vector.
3. Penularan Melalui Udara (air borne disease)
TB Paru ini disebabkan oleh mikorbakterium. TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacteria, pada manusia terutama oleh Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. System limfatik, system sirkulasi, system genitourinary, tulang, persendian, dan bahkan kulit. Mikobakteri lain seperti Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium Canetti, dan Mycobacterium microti juga dapat menyebabkan tuberculosis, tetapi spesies-spesies ini jarang terjadi pada manusia.
Penyakit TB adalah penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui udara, ketika orang-orang yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah. Kebanyakan infeksi TB pada manusia bersifat asimtomatik, infeksi laten, dan sekitar satu dari sepuluh infeksi laten pada akhirnya berubah menjadi penyakit aktif, yang jika tetap tidak diobati, penyakit TB ini akan membunuh lebih dari separuh penderitanya. Gejala klasik tuberkulosis adalah batuk kronis dengan dahak bercampur darah, demam, berkeringat pada malam hari, dan penurunan berat badan. Infeksi organ lain menyebabkan berbagai gejala.
Cara penularan : Penularan terjadi melalui udara yang mengandung basil TB dalam percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TB paru atau TB laring pada waktu mereka batuk, bersin atau pada waktu bernyanyi. Petugas kesehatan dapat tertulari pada waktu mereka melakukan otopsi, bronkoskopi atau pada waktu mereka melakukan intubasi. TB laring sangat menular. Kontak jangka panjang dengan penderita TB menyebabkan risiko tertulari, infeksi melalui selaput lendir atau kulit yang lecet bisa terjadi namun sangat jarang. TB bovinum penularannya dapat tejadi jika orang terpajan dengan sapi yang menderita TB, bisanya karena minum susu yang tidak dipasteurisasi atau karena mengkonsumsi produk susu yang tidak diolah dengan sempurna. Penularan lewat udara juga terjadi kepada petani dan perternak TB ekstra pulmoner (selain TB laring) biasanya tidak menular, kecuali dari sinus keluar discharge.
Cara Pemberantasan :
Penderita :
- Pelaporan segera ke dinas kesehatan setempat
- Pengobatan, terapi
- Isolasi pada penderita TB
- Edukasi dengan menutup mulut saat batuk
Contact Person :
- Imunisasi BCG
- Edukasi
- Menjaga imunitas diri
- Hygiene personal
Lingkungan :
- Dekontaminasi udara dengan cara ventilasi yang baik dan bisa ditambhakan dengan sinar UV.
- Aerasi ruangang
- Desinfeksasi lantai
Sumber :
- http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-menular-dan-tidak-menular.html
- http://www.kompas.com/news/read/data/2010.03.10.08300426
- Nyoman Kadun "Manual Pemberantasan Penyakit Menular"

Mutia Dian Safitri
E2A009116
REG 1 2009
FKM  UNDIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar