Selasa, 14 Desember 2010

Kejadian Luar Biasa (KLB)

Kejadian luar biasa atau biasa disebut KLB adalah merupakan salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merabaknya suatu penyakit. Status kejadian luar biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. KLB atau kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan derah tertentu. Jadi jika di suatu daerah tidak pernah terjadi wabah tetapi tiba-tiba saat itu timbul penyakit menular dalam masyarakat tersebut sehingga terjadinya penularan dengan jumlah penderita melebihi dari keadaan yang biasanya pada tempat dan waktu tertentu dan terjadi malapetaka.
1. Kriteria suatu kejadian penyakit dikatakan wabah ?
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan lazim pada waktu tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU No. 4/1984)
Kriteria tentang kejadian luar biasa yang dapat mengakibatkan suatu wabah mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur :
- Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
- Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
- Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan dan tahun)
- Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengna angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Berdasarkan sifat yang dimiliki wabah dibedakan atas 3 macam yaitu :
1. Point Source Epidemic (Common Sources Epidemic)
- Timbulnya gejala penyakit yang cepat
- Masa inklubasi penyakit yang pendek
- Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal
- Waktu munculnya penyakit jelas
- Misal : Keracunan
2. Contagious Disease Epidemic (Propagated Epidemic)
- Timbulnya gejala penyakit yang pelan
- Masa inkubasi yang panjang
- Episode penyakit yang bersifat majemuk
- Waktu munculnya penyakit yang tidak jelas
- Lenyapnya penyakit dalam waktu lama
3. Mix Source Eidemic
- Keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala wabah pertama juga ditemukan gejala bentuk wabah kedua
Permenkes 560/MENKES/PER/VIII/1989, penyakit potensial wabah :
1. Cholera
2. Pes
3. Demam Kuning
4. Demam bolak-balik
5. Tifus bercak wabah
6. DBD
7. Campak
8. Polio
9. Difteri
10. Pertusis
11. Rabies
12. Malaria
13. Influenza
14. Hepatitis
15. Tifus perut
16. Meningitis
17. Ensefalitis
18. Antraks

2. Herd Immunity ?
Herd Immunity yakni daya tahan kelompok atau daya tahan masyarakat terhadap masuknya dan menyebarnya agen infeksi karena sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki daya tahan terhadap infeksi. Kekebalan kelompok diakibatkan dari menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang rentan bila sebagian besar anggota kelompok atau masyarakat tersebut kebal terhadap penyakit itu.
Herd Immunity adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Wabah dapat terjadi karena :
- Keadaan populasi, suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agent tersebut atau kemasukan suatu agent penyakit menular yang sudah lama tidak menjangkit dalam populasi tersebut.
- Bila suatu populasi atau sekelompok manusia tinggal dalam suatu populasi tertutup seperti asrama atau barak, dimana keadaan tersebut sangat tertutup dan mudah terjadinya kontak langsung terhadap seseorang yang terinfeksi suatu penyakit atau masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam sekelompok populasi tersebut.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya wabah :
1. Herd Immunity yang rendah
Yang mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak kebal lagi atau antara yang kebal dan tidak mengelompok tersendiri.
2. Patogenesiti
Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.
3. Lingkungan yang buruk
Seluruh kondisi yang terdapat disekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan organisme tersebut.

3. Apa yang seharusnya dilakukan agar fenonema wabah/KLB dapat dicegah ?
Dalam pencegahan terjadinya feenomena wabah/KLB dapat dilakukan dengan penanggulangna wabah segera. Penanggulangan wabah adalah suatu proses yang meliputi upaya menetapkan munculnya keadaan wabah, upaya penanganan keadaan wabah serta upaya menetapkan berakhirnya keadaan wabah.
Jika ditinjau dari sudut pandang epidemiologi sebenarnya wabah bukan hanya kejadian pada penyakit menular saja tetapi bisa juga terjadi pada penyakit yang tidak menular seperti keracunan.
Kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan wabah :
1. Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah
- Pengumpulan data
- Analisa data
- Penarikan kesimpulan
2. Melaksanakan penanganan keadaan wabah
- Ditujukan kepada penderita
- Ditujukan kepada masyarakat
- Ditujukan kepada lingkungan
3. Menetapkan berakhirnya keadaan wabah
- Pengumpulan data
- Analisa data
- Oenarikan kesimpulan
4. Pelaporan wabah yang meliputi hasil dari ketiga kegiatan di atas

Mutia Dian Safitri
E2A009116
REG 1 2009
FKM UNDIP

Jumat, 12 November 2010

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI SEPUTAR LIMA PENYAKIT

Penyelidikan Epidemiologi terbagi dua, yakni :
a. Penyelidikan Epidemiologi penyakit menular seperti malaria, TB Paru, campak
b. Penyelidikan Epidemiologi penyakit tidak menular seperti kematian ibu dan lahir mati/kematian bayi.
1. Malaria
Malaria merupakan jenis penyakit yang disebabkan parasit protozoa dari genus plasmodium. Malaria adalah jenis penyakit infeksi yang penularannya melalui gigitan vector nyamuk Anopheles. Jenis protozoa parasit ini banyak tersebar luas di seluruh wilayah tropik. Ada empat tipe plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia. Dari keempat itu yang paling bahaya dan sering ditemui pada penyakit malaria yakni Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.
Penyelidikan Epidemiologi Malaria (EP Malaria) yakni pencarian penderita/tersangka malaria dan pemeriksaan jentik penderita/tersangka di rumah/sekitar lingkungan penderita serta tempat-tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan.
Beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain:
a. Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, penderita akan merasakan gejala setiap hari ketiga
b. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita akan merasakan gejala setiap hari keempat
c. Malaria serebral, disebakan oleh Plasmodium falcifarum, penderita mengalami demam yang tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak dan mengalami fase koma
d. Malaria pernisiosa, disebabkan Plasmodium vivax, penderita mengalami gejala yang timbul mendadak. Mirip seperti stroke dan koma dosertai gejala malaria yang berat.
e. Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium knowlesi, malaria jenis ini baru ditemukan di Negara Malaysia.
Tanda dan Gejala Penyakit Malaria
Pada masa inkubasi biasanya dalam beberapa hari sampai bulan baru muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, nyeri persendian, anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh/pekat karena mengandung hemoglobin, terasa geli dan mengalami kejangan. Gejala malaria yang ditimbulkan pada usia anak terlihat aneh, misalnya menunjukkan gerakan/postur tubuh yang abnormal akibat tekanan rongga otak. Bahkan bisa menyebabkan kerusakan otak bila serius.
Tindak Lanjut
Diagnosa dan Pencegahan Terinfeksi Penyakit Malaria
Jika ditemukan adanya penderita malaria di suatu daerah yang daerahnya banyak nyamuk, adanya air yang menggenang, banyak kaleng-kaleng yang tidak terkubur, dan menemukan jentik-jentik nyamuk pada daerah tersebut. Segera melakukan penyuluhan 3M, larvasidasi, fogging pada daerah tersebut guna menekan penyebaran penyakit malaria.
Dengan adanya tanda dan gejala yang timbul segera melakukan pemeriksaan darah di laboratorium untuk memastikan penyebabnya dan diagnose yang akan diberikan kepada penderita oleh Dokter atau tenaga medis.
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan dengan membiasakan hidup bersih. Dengan membersihkan lingkungan, menimbun genangan air, tidak sering menggantungkan pakaian kotor dalam waktu lama. Dalam pencegahannya juga dikenal dengan istilah 3M. Aapabila hobi memelihara ikan, peliahara ikan pemakan jentik sehinnga dapat menekan kepadatan nyamuk. Untuk menghindarkan gigitan nyamuk dengan mengolesi obat oles anti nyamuk, tidur memakai kelambu, kurangi berada di luar rumah pada malam hari. Di Indonesia dikenal berbagai macam obat tradisional, salah satu pencegahannmya dengan sering memakan daun atau sayur yang pahit seperti daun pepaya.
2. TB Paru (Tuberkulosis)
TB Paru merupakan jenis penyakit infeksi yang disebabkan karena adanya bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jenis bakteri ini adalah bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama dalam mengobatinya. Jenis bakteri ini biasanya lebih sering menyerang pada organ paru-paru daripada tubuh manusia yang lain. Penyakit ini lebih sering menyerang pada orang yang suka merokok.
Bakteri penyebab TB berhasil ditemukan oleh Robert Koch, seorang dokter dan peneliti asal Jerman pada 24 Maret tahun 1882. Bakteri jenis basil ini kemudian dinamakan Basil Koch (Mycobacterium tuberculosa) , sesuai dengan nama penemunya. Dalam usahanya meneliti penyakit TBC, Robert Koch menghabiskan waktu lebih dari sepuluh tahun, termasuk penelitian di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Indonesia selama satu setengah tahun. Pada tahun 1905, Koch dianugerahi hadiah Nobel bidang kedokteran. Penyakit TB sendiri adalah sebuah penyakit infeksi bakteri pada paru-paru yang sangat menular (Anonim, 2008)
a. Mycobacterium tuberculosis
Kuman ini disebut juga basil dari Koch. Kuman ini amart penting karena menyebabkan penyakit tuberkulosis (TBC). Tuberkulosis juga disebabkan oleh Mycobacterium bovis pada lembu. Collins, Jates dan Granse (1982) membagi lima varian untuk Mycobacterium tuberculosis untuk tujuan epidemiologi :
- M.tuberculosis var. human (TBC manusia)
- M.tuberculosis var. bovine (TBC lembu)
- M.tuberculosis var human Asian (TBC manusia Asian)
- M.tuberculosis var African I (M. africanum, AFrika Barat)
- M.tuberculosis var African II (M. africanum, AFrika Timur)
(FK UI, 1993)
b. Habitat dan Sifat Bakteri
Bentuk bakteri Tuberculosis umumnya batang/ basil, tergolong gram positif, dan tahan asam, oleh sebab itu disebut juga Basil Tahan Asam (BTA). Selain itu bakteri ini tidak mempunyai kapsul dan tumbuh lambat pada perbenihan sehingga membutuhkan waktu 4-6 minggu. Bakteri ini tidak bergerak dan merupakan obligat aerob. Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Di alam bakteri terdapat di dalam tanah. Debu-debu di udara, dan terutama berasal dari sputum penderita. (Entjang, 2003)

Penyebab TB
Penyakit TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Berikut adalah bekteri penyebab Tuberkulosis:
Mycobacterium tuberculosis
Mycrobacterium bovis
Mycrobacterium africanum
Mycrobacterium canetti
Mycrobacterium microti
Penyelidikan Epidemiologi TB Paru yakni pencarian penderita/tersangka TB Paru dan segera melakukan pemeriksaan pada dahak penderita.
Cara Penularan Penyakit TBC
Penyakit TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
TB menular melalui udara apabila orang yang membawa TB dalam paru-paru atau tenggorokan batuk, bersin, atau berbicara, lalu kuman dilepaskan ke udara. Apabila orang lain menghirup kuman ini mereka mungkin terinfeksi. TBC dapat menular ke semua orang dan yang menularkan adalah mereka yang di dalam dahaknya terdapat kuman TB. Kebanyakan orang mendapat kuman TBC dari orang yang sering berada dekat dengan mereka, seperti anggota keluarga, teman, atau rekan sekerja. Pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. TBC tidak menular melalui barang dan peralatan rumah, misalnya sendok garpu, periuk, gelas, seprai, pakaian atau telepon, jadi tidak diperlukan barang dan peralatan baru untuk kegunaan sendiri.
TB juga dapat ditularkan melalui susu. Cara penyebarannya melalui susu yang tidak steril (biasanya hanya dipanaskan sampai 60 derajat celcius). Susu ini kemudian dikonsumsi oleh orang yang sehat. Dalam hal ini usus merupakan tempat yang pertama. Kuman TB ini melalui sapi yang menderita TB.
Komplikasi Pada Penderita Tuberkulosis :
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas.
Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.
Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
Gejala Penyakit TB
1) Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih, batuk berdahak yang bisa dikuti oleh gejala dahak yang berdarah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan turun, berat badan turun, depresi, berkeringat malam hari meski tidak melakukan kegiatan fisik dan demam meriang lebih dari 1 bulan.
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2) Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Tindak Lanjut
Dengan menemukan gejala seseorang atau penderita di suatu daerah maka seorang kesehatan masyarakat segera melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai penyakit TB Paru ini, dan memberikan pengetahuan bahwa penyebab TB Paru ini berhubungan dengan seorang perokok dan melakukan advokasi berhenti merokok di setiap pusat kesehatan daerah.
Pengobatan Penyakit TB
1) Minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6 bulan berturut-turut tanpa terputus. Jenis, jumlah, dan dosis obat yang cukup serta teratur dalam menjalankan proses pengobatan.Bila minum obat tidak teratur maka dapat berakibat kuman TBC tidak mati, tumbuh resistensi obat, kuman menjadi kebal sehingga penyakit TBC sulit sembuh.
2) Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang
3) Istirahat yang cukup
4) Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius
5) Anggota keluarga ikut aktif dalam memperhatikan si penderita dalam meminum obatnya secara teratur dan benar
6) Dianjurkan meminum obat dalam keadaan perut kosong (pagi)

3. Campak
Campak merupakan jenis penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh golongan campak Paramyxovirus, penyakit ini sangat menular yang dirandai dengan demam, batuk, konjungtivitas dan ruam kulit. Penularan dapat terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah melakukan vaksinasi.
Penyelidikan Epidemiologi campak yakni pencarian penderita/tersangka campak dan pemeriksaan keadaan lingkungan penderita dan kebiasaan penderita.
Campak dibagi dalam tiga fase, yakni :
1. Fase Pertama adalah fase inkubasi berlangsung 10-12 hari. Fase ini penderita sudah terinfeksi tapi belum menampakkan gejala.
2. Fase kedua merupakan awal timbulnya gejala yang mirip sekali dengan gejala flu. Biasanya di sebelah dalam mulut akan muncul bintik-bintik putih yang bertahan 3-4 hari. Terkadang penderita mengalami diare, dan kemudian demam tinggi yang turun naik berkisar 38-50°C.
3. Fase ketiga keluarnya bercak merah yang merupakan ciri khas dari campak. Bercak ini muncul dengan cara bertahap sampai pada akhirnya timbul di seluruh tubuh penderita. Bercak ini disebut makulopapuler. Bercak akan memenuhi seluruh tubuh sekitar seminggu. Jika daya tahan tubuh penderita baik bercak tidak akan menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya setelah bercak merah ini sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah tersebut biasanya akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok dengan sebdirinya. Fase ini merupakan masa penyembuhan yang membutuhkan waktu sekitar 2 minggu.
Pendapat masyarakat umum biasanya kalau terkena campak hanya sekali dalam seumur hidup, ini merupakan anggapan yang salah. Karena setelah terkena campak pun apabila suatu saat kondisi lagi tidak baik, dapat kembali terkena campak. Anggapan tentang apabila terkena campak penderita tidak diharuskan mandi juga anggapan yang salah, melainkan kalau tidak mandi dikhawatirkan keringat yang melekat pada tubuh penderita menimbulkan rasa gatal yang mendorong penderita untuk menggaruk kulit dengan tangan yang tidak lagi bersih sehingga terjadi infeksi pada kulit.
Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi jika kondisi tubuh tidak baik atau daya tahan tubuh yang tidak bisa menghambat penyakit lain masuk sehingga campak berakibat serius.
1. Infeksi bakteri Pnemoniadan infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia
3. Ensefalitis (infeksi otak)
Tindak Lanjut
Dengan menemukan penderita maka seorang kesehatan masyarakat segera mengadakan kebijakan-kebijakan seperti mengadakan penyuluhan di daerah setempat seperti pengadaan vaksinasu berupa imunisasi dan memberikan pengetahuan seputar penyakit campak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi berupa imunisasi pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinsasi dengan gondongan dan campak jerman, disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Penderita diharuskan untuk tidak keluar atau pergi-pergi karena untuk menekan penyebaran penyakit campak ini.
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan istirahat yang cukup. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotic.
4. Kematian Ibu
Penyelidikan epidemiologi kematian ibu adalah pencarian kejadian kematian ibu. Di Indonesia angka kematian ibu masih tergolong tinggi. Kematian ibu sering terjadi karena adanya pendarahan saat kehamilan atau melahirkan, infeksi, hipertensi kehamilan, serta oburtos yang tidak aman. Diantara faktor keempat ini yang mengakibatkan angka kematian ibu tinggi yakni adanya pendarahan. Penyebab terjadinya pendarahan karena adanya perlengketan ari-ari, robekan rahim atau otot-otot rahim yang mengendur akibat sering bersalin.
Kematian ibu dicerminkan pada resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan melahirkan, yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, kondisi social ekonomi, kejadian berbagai komplikasi kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki keadaan sosial ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric.
Tindak Lanjut
Pencegahan terjadinya pendarahan dapat dilakukan dengan memeriksakan secara rutin ke dokter mengenai kehamilannya, dan penting juga memeriksakan hemoglobin. Pemeriksaan hemoglobin biasanya sering dilakukan pada usia kehamilan bulan keenam dan ketujuh. Pemeriksaa ini sangat penting untuk menghindari kemungkinan anemia. Pada wanita yang hamil yang terkena anemia otot-otot rahimnya akan melemah dan tidak segera menutup kembali pasca melahirkan yang bisa menyebabkan terjadinya pendarahan saat melahirkan.
Adapun program yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka kematian ibu yakni program maternal and child health, safe motherhood, gerakan sayang ibu, dan making pregnancy safer yang dilakukan oleh puskesmas atau dinas kesehatan setempat.

5. Lahir Mati/Kematian Bayi
Penyelidikan epidemiologi lahir mati / kematian bayi adalah pencarian kejadian kematian bayi Bayi adalah seorang manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Kematian bayi dibagi dua , yakni kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup) dan post neonatal (setelah 27 hari). Penyebab kematian pada saat lahir bisa terjadi karena adanya pendarahan yang luar biasa pada ibu yang akan melahirkan.
Bayi yang baru lahir biasanya diberi asupan makanan berupa air susu ibu (ASI). Ada dari beberapa calon ibu yang tidak bisa mengeluarkan air susu, ini biasanya karena beberapa faktor misalnya saya calon ibu kurang gizi saat hamil.
Banyak faktor yang berpengaruh pada infeksi bawaan lahir pada bayi dan berakibat pada kematian pada bayi. Faktornya itu yakni kesehatan ibu pada hamil dalam keadaan yang buruk/kurangnya asupan gizi yang baik saat hamil, infeksi maternal yang tidak diobati, calon ibu memiliki atau terjangkit penyakit menular yang ditularkan melalui hubungan seksual, infeksi saluran kemih, karioamnionitis, imunisasi ibu terhadap tetanus yang tidak lengkap, penatapelaksanaan persalinan yang belum memadai, pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril, serta kegagalan pemberian ASI dini dan eksklusif.
Fungsi imunologis pada bayi yang belum berkembang dengan baik berpengaruh terhadap angka kesakitan dan kematian karena infeksi bawaan bayi lahir. Terlihatnya cadangan precursor granulosit yang masih rendah dalam sumsum tulang, masih rendahnya aktivitas komplemen serum, dan masih rendahnya kesanggupan memproduksi antibody terhadapn antigen polisakarida bakteri dan lainnya, merupakan imunologis yang belum berkembang dengan baik. Ditambah lagi dengan sedikitnya IgG yang diperoleh dari ibu. Adapun kontak bayi dengan organisme yang potemsial patogenik. Mekanismenya terbagi dalam tiga kategori, yakni pertama adanya infeksi saat intrautenin (transmisi memalui plasenta), kedua infeksi saat persalinan, dan ketiga infeksi pascanatal yang berasal dari ibu setelah melahirkan dari lingkungan dan rumah sakit.
Calon ibu yang menghidap penyakit infeksi seperti rubella, HIV, herpes simplex, hepatitis dapat menularkan ke janinnya. Ini berdampak pada bayi yang akan lahir. Bayi yang akan lahir akan mati/calon ibu mengalami keguguran, cacat bawaan, retardasi pertumbuhan pada janin dalam kandungan prematuritas, bisa saja terjadi bayi tidak tampak sakit melainkan bayi terlihta normal.
Tindak Lanjut
Untuk menekan angka kematian pada anak, pemerintah beserta dinas kesehatan mengadakan program maternal and child health, safe motherhood, gerakan sayang ibu, dan making pregnancy safer di setiap daerah. Agar para calon ibu mengetahui cara-cara yang baik dalam menjaga kandungannya dan melakukan tindakan tegas pada praktek kesehatan yang tidak jelas.
Dalam pencegahannya seorang calon ibu harus secara rutin melakukan pemeriksaan kandungannya ke rumah sakit, seorang calon ibu harus cukup gizi guna memberi asupan gizi yang baik pada calon bayi, memberikan vaksin/imunisasi aktif pada ibu hamil, calon ibu harus dalam keadaan kondisi yang sehat dengan berolahraga.

Senin, 08 November 2010

I love this song so much :*

 Bruno Mars - Just the way you are
Oh her eyes, her eyes
Make the stars look like they're not shining
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying
She's so beautiful
And I tell her every day
Yeah I know, I know
When I compliment her
She wont believe me
And its so, its so
Sad to think she don't see what I see
But every time she asks me do I look okay
I say
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
lyricsalls.blogspot.com
Just the way you are
Her nails, her nails
I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think its so sexy
She's so beautiful
And I tell her every day
Oh you know, you know, you know
Id never ask you to change
If perfect is what you're searching for
Then just stay the same
So don't even bother asking
If you look okay
You know I say
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are
The way you are
The way you are
Girl you're amazing
Just the way you are
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Minggu, 17 Oktober 2010

Epidemiologi Dan Peranannya Di dalam Pemecahkan Masalah Kesehatan di Masyarakat

PENGERTIAN
Epidemiologi adalah Ilmu tentang distribusi dan determinan-determinan dari keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi tertentu, serta penerapan dari ilmu ini guna mengendalikan masalah-masalah kesehatan.(Last.1988). Distribusi penyakit dapat dideskripsikan menurut orang (jenis, usia, dan jenis kelamin), tempat (penyebaran geografis), dan waktu sedangkan pengkajian determinan penyakit mencakup penjelasan pola distribusi tersebut menurut faktor-faktor penyebabnya.
Epidemiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi/menimpa penduduk, istilah Epidemiologi berasal dari epi (atas), demos (rakyat, penduduk), logos (ilmu).
Jadi pengertian epidemiologi yakni suatu ilmu yang mempelajari segala sebab, akibat terjadinya suatu penyakit atau kejadian masalah kesehatan di masyarakat atau populasi dan penyebarannya sehinnnga penyakit atau masalah kesehatan tersebut dapat dikendalikan dengan segala berbagai upaya.
Epidemiologi menurut sejarah perkembangannya dibedakan, antara lain:
  1. Epidemiologi Klasik, yakni mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik.
  2. Epidemiologi Modern, yakni merupakan sekumpulan konsep yang digunakan dalam studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit menular wabah dapat diterapkan juga dalam penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular, serta masalah-masalah kesehatan lainnya.
Menurut bidang penerapannya, Epidemiologo Modern terbagi atas:
  1. Epidemiologi Lapangan,
  2. Epidemiologi Komunitas,
  3. Epidemiologi Klinis.
Menurut Metode investigasi yang digunakan, Epidemiologi dibedakan atas :
  1. Epidemiologi Deskriptif, yaitu mempelajari peristiwa dan distribusi penyakit,
  2. Epidemiologi Analitik, yaitu mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi penyakit (determinannya)
SASARAN EPIDEMIOLOGI
Sasaran Epidemilogi biasanya pada suatu populasi manusia atau komunitas.
TUJUAN
Tujuan Epidemiologi :
  1. Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah penyakit atau keadaan kesehaatan populasi
  2. Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat
  3. Menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit
  4. Menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan
  5. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan.
Salah satu tujuan epidemiologi yakni menjelaskan suatu penyebab suatu penyakit dengan mengetahui faktor-faktor penyebab dan hubungan penyebab dengan penyebab lainnya dan pengaruh yang terjadi pada penyakit tersebut.
WABAH dan KLB
Istilah epidemik pada waktu dulu di guanakan khusus untuk mendiskripsikan suatu peristiwa penyakit menular akut. Pengertiannya ditekankan pada konsep prevelensi yang berlebihan dan dapat digunakan pula untuk penyakit tidak menular pada saat itu.
Dalam UU RI NO 4 tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular dan PP RI N0 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular Dinyatakan :
  • Wabah (wabah penyakit menular) adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan lazim pada wilayah dan periode tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
  • KLB (kejadian luar biasa) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian morbiditas/mortalitas yang bermakna secara epidemiologis pada suatu wilayah dan periode tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Macam-macam Wabah dan KLB
Berdasarkan sifat yang dimiliki wabah dibedakan atas 3 macam yaitu:
  • Point Source Epidemic (Common Source Epidemic)
  • Timbulnya gejala penyakit yang cepat
  • Masa inkubasi penyakit yang pendek
  • Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal
  • Waktu munculnya penyakit jelas
Contoh : Keracunan makanan
  • Contagious Disease Epidemic (Propagated Epidemic)
  • Timbulnya gejala penyakit yang pelan
  • Masa imkubasi penyakit panjang
  • Episode penyakit yang bersifat majemuk
  • Waktu munculnya penyakit tidak jelas
  • Lenyapnya penyakit dalam waktu lama
  • Mix Source Epidemic
  • Keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala wabah pertama juga ditemukan gejala bentuk wabah kedua
Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Wabah
  • Herd Immunity yang rendah
Yang mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak kebal lagi, atau antara yang kebal dan tidak mengelompok tersendiri.
  • Patogenesis
Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit
  • Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan organisasi tersebut
Tujuan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa
  • Untuk menaggulangi KLB yang sedang berlangsung dan mencegahnya berulang kembali
  • Mengantisipasi KLB dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang diwajibkan
  • Sebagai pemahaman lebih jauh tentang penyakit
  • Kesempatan untuk pelatihan dalam penanggulangan KLB
  • Untuk memperkuat surveillance pada tingkat lokal
Peranan Epidemiologi dalam Penanggulangan Penyakit Herpes
Di Indonesia sering sekali terjadi wabah ataupun KLB penyakit menular. Salah satunya seperti yang sering sekali demam berdarah, malaria, kasus keracunan, diare, cacar, campak, tipus, HIV AIDS, dan berbagai macam penyakit menular lainnya. Herpes adalah salah satu penyakit menular yang bisa mewabah jika tidak segera menanggulanginya. Herpes adalah infeksi virus pada kulit. Penyakit ini merupakan lanjutan penyakit cacar. Virus herpes simpleks tersebar sangat luas pada populasi manusia. Virus ini terlihat pada banyak inang yang dapa bereplikasi pada banyak jenis sel dan menginfeksi bermacam-macam hewan. Virus ini tumbuh secara cepat dan sangat sitolitik. Virus herpes simpleks dapat menyebabkan serangkaian penyakit, mulai dari gingivostomatitis sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin, dan infeksi pada bayi baru lahir. Virus ini dapat menimbulkan infeksi laten pada sel-sel saraf dan sering terjadi kekambuhan. Herpes adalah salah satu penyakit menular yang bisa mewabah jika tidak segera menanggulanginya. Herpes adalah infeksi virus pada kulit. Herpes Simplex Virus merupakan salah satu virus yang menyebabkan penyakit herpes pada manusia. Ada bermacam-macam sinonim dari herpes simpleks, yaitu Fever blister, cold sore, herpes febrilis, herper labialis, herpes progenitalis (genitalis). Tercatat ada tujuh jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit herpes pada manusia yaitu Herpes Simplex Virus, Varizolla Zoster Virus (VZV), Cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr Virus (EBV), dan Human Herpes Virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7 (HHV-7), tipe 8 (HHV-8).
Siklus pertumbuhan HSV berlangsung dengan cepat, memakan waktu 8-16 jam sampai selesai. HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulkan infeksi, virus harus menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring, virus menyebar melalui droplet pernapasan atau melalui kontak langsung dengan air liur yang terinfeksi.HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual. Perkembangbiakan virus terjadi pertama kali ditempat infeksi. Virus kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui aliran akson retrograd ke akar ganglion dorsalis, tempat terjadi perkembangbiakan selanjutnya, dan bersifat laten. infeksi genital HSV-2 menimbulkan infeksi laten di ganglia sakral.
Sebelum terjadi wabah ataupun KLB, peran epidemiologi sangat penting. Di sini epidemiologi berperan dalam menyelediki penyebab atau etiologi penyakit Herpes. Dilakukan berbagai penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi penularan penyakit tersebut dalam suatu daerah populasi agar penularan tersebut dapat dihindari ke daerah yang lebih luas. Dengan mengetahui semua faktor dan penyebab penyakit tersebut, hal yang pertama dilakukan adalah penanggulangan sumber pathogennya dengan menyingkirkan sumber kontaminasi. Menghindarkan orang dari paparan, menginaktivasi pathogen dan mengisolasi atau mengobati orang yang terinfeksi. Setelah itu dengan memutuskan rantai penularan dengan cara memutus sumber lingkungan, penanggulangan transmisi faktor dan meningkatkan sanitasi perorangan. Pencegaan penularan dengan memberi immunisasi kepada orang-orang yang retan dan dengan memberi pengetahuan dengan berkomunikasi tentang mencegah tertularnya penyakit tersebut kepada masyarakat atau populasi.




MUTIA DIAN SAFITRI
FKM UNDIP / R1 / E2A009116